Temanggung, ASWAJANESIA.com – Dalam rangka meneguhkan Kabupaten Temanggung sebagai Kota Budaya, Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Temanggung meresponnya melalui Seminar Nasional bertajuk “Peran Perguruan Tinggi dalam Meneguhkan Temanggung sebagai Kota Budaya” pada Senin (13/11/2023).
Kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari kegiatan Dewan Kesenian Daerah Kabupaten Temanggung yaitu “Dialog Budaya” bersama mantan Bupati HM. Al Khadziq, yang menghadirkan narasumber Kepala Makara Art Center Universitas Indonesia (UI), Dr Ngatawi Al Zastrow, di Pendopo Pengayoman, Sabtu, (16/9/2023) kemarin yang merekomendasikan Kabupaten Temanggung menjadi “Temanggung Jadi Folk Art City”.
Kegiatan yang digelar di aula lantai 3 INISNU tersebut, kegiatan mengundang budayawan Dr. Ngatawi Al-Zastrow, S.Ag., M.Si., yang diwakilkan Ketua Lesbumi PBNU KH Jadul Maula.
Ketua Dewan Pengurus BPP INISNU H. Nur Makhsun, dalam sambutannya mengatakan bahwa perguruan tinggi INISNU Temanggung dan AKPER Alkautsar berkewajiban untuk membantu pemerintah, membantu kontribusi, sumbang saran pemikiran untuk meneguhkan bahwa Temanggung layak sebagai Kota Budaya. “Jika Temanggung akan dikukuhkan sebagai Kota Budaya, maka bagaimana peta jalannya, roadmapnya bagaimana, peraturannya bagaimana,” katanya.
Dari kegiatan ini, lanjutnya, kita punya resume berupa rekomendasi yang bisa jadikan dasar oleh pemerintah. “Temanggung memiliki banyak situs bersejarah, budaya lokal yang hidup, komunitas budaya yang berjalan yang perlu dirumuskan dengan baik,” lanjutnya.
Kegiatan tersebut juga digelar dalam rangka memeriahkan HUT Temanggung ke-189. Hadir jajaran Dewan Pengurus BPP INISNU, YAPTINU, Rektor INISNU Temanggung Dr. H. Muh. Baehaqi, Direktur AKPER Alkautsar Tri Suraning Wulandari, anggota DPRD Jateng Muhammad Ngainirrichadl, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Temanggung Muhammad Amin, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung H. Fatchur Rochman, Lesbumi, pelaku budaya, seniman, mahasiswa dan pelajar se Kabupaten Temanggung.
Sementara itu, Pj Bupati Temanggung Hary Agung Prabowo yang diwakilkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Temanggung Hendra Sumaryana mengatakan bahwa Temanggung mempunyai potensi yang luar biasa. “Potensi tersebut tidak akan maksimal jika tidak ada komitmen bersama,” katanya.
Perguruan tinggi, lanjutnya, memiliki kewajiban moral dan formal untuk memajukan kebudayaan yang ada di Kabupaten Temanggung.
Pihaknya berharap, seminar yang dilaksanakan di INISNU tersebut bisa berjalan maksimal dalam rangk mencari peta jalan yang nantinya memperkuat impian Temanggung Ibu Kota Kebudayaan Nasional.
Temanggung juga memiliki banyak potensi seperti Situs Liyangan yang menjadi bukti peradaban masa kuno. Bahkan penelitian dan penggalian lebih lanjut dilakukan Balai Arkeologi Yogyakarta pada 2010 dan 2011 menyimpulkan bahwa situs tersebut bukan merupakan candi besar tetapi sebuah perdusunan dari masa Mataram Kuno.
“Temanggung juga memiliki lebih dari sepuluh objek kebudayaan, adat budaya, situs, sastra, dan 2430-an kelompok seni budaya yang tercatat,” katanya.
Acara secara resmi dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Temanggung Hendra Sumaryana. Sebelum acara seminar dimulai, kegiatan diawali dengan tari jaran kepang Temanggungan yang dibawakan oleh mahasiswa INISNU Temanggung. (Hi).