Semarang, Aswajanesia.com – Lembaga Pendidikan Maarif NU Jawa Tengah melalui Pengawas Penggerak Maarif NU ingin mematikan bahwa semua Lembaga Pendidikan dibawah naungan Maarif baik Sekolah dan Madrasah tidak boleh menolak calon Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK). Hal itu disampaikan oleh Ketua LP Maarif NU Jawa Tengah, R Andi Irawan dalam kegiatan Bimbingan Teknis Pengawas Penggerak Maarif Jawa Tengah di Hotel Muria Jawa Tengah tanggal 2 s.d 3 September 2023. Menurut Andi, saat ini Lembaga Pendidikan Maarif NU Jawa Tengah sudah memiliki model sekolah dan madrasah Inklusif yang ada di beberapa Kabupaten/Kota di Jawa Tengah.
Fakhruddin Karmani, Wakil Ketua LP Maarif NU Jawa Tengah, dalam sambutannya menjelaskan bahwa dalam menggerakkan madrasah/sekolah inklusif saat ini Lembaga Pendidikan Maarif NU Jawa Tengah telah memiliki 202 Pengawas Penggerak Madrasah/Sekolah yang tersebar di Cabang-Cabang di Jawa Tengah. Pada tahap 1 LP Maarif telah memberikan bimbingan Teknis kepada 102 Pengawas Penggerak. Pembentukan Pengawas Penggerak ini menjadi salah satu terobosan dalam pengembangan mutu madrasah/sekolah maarif termasuk pengembangan madrasah inklusif di Maarif adalah melalui pengawas penggerak. “jadi saat ini lembaga pendidikan maarif ditingkat cabang telah diperkuat dengan pengawas penggerak dalam kapasitasnya membantu pengurus dalam pengembangan dan layanan inklusif di sekolah dan madrasah” ungkap Fakhruddin.
Sebagaimana informasi bahwa, saat ini Lembaga Pendidikan Maarif tekah memberikan Bimbingan Teknis kepada 102 Pengawas penggerak pada tahap I di Hotel Muria Semarang tanggal 2-3 September. Pengawas Pengerak sebagaimana penjelasan ketua LP Maarif NU Jawa Tengah adalah 1). Pengautan Ideologi ASWAJA An-Nahdliyah di Sekolah/Madrasah; 2). Pendampingan Branding Sekolah/Madarsah; 3). Pendampingan Akreditasi Madrasah/Sekolah; dan 4). Pelaksana Monitoring dan penjaminan mutu internal. (*)